Pengalaman pertama kontrol kehamilan ke dokter: Oh jadi kayak gini rasanya :)
Setelah beberapa hari dibuat bingung sama hasil testpack, akhirnya pagi tadi (17 April), 2 tespack yang aku coba menunjukkan 2 garis. Yah meskipun, satunya samar, yang satunya lumayan jelas. But at least, cukuplah jadi modal alasan buat ke dokter kandungan untuk cek aku beneran hamil gak ya.
Paginya, di sela-sela jam kantor, aku coba googling dokter kandungan wanita yang buka praktek hari itu (Senin) pas malem. Secara, aku baru bisa kontrol pas pulang kerja. Btw, kenapa aku prefer dokter wanita, klise sih alasannya, aku malu kalau yang cek ricek nanti dokter cowok (primitif banget ya pikiranku, hehe). Finally, pilihanku jatuh ke dr. Niken Wening yang buka praktek di Klinik Sayang Ibu. Ga banyak sih review di internet tentang beliau, but somehow feeling-ku yakin sama beliau. (kayak cewek pada umumnya sih, depend on feeling).
Sekitar 20 menit di ruang pemeriksaan, aku pun keluar dan nebus obat. Awalnya kaget sih sama harga obat yang aku tebus, terutama obat penguat kandungan itu, 30 kaplet sekitar 300ribuan, trus yang satunya 30 kaplet sekitar 150ribuan. Oke, untung bawa uang lebih, hehe.. pikirku dalam hati. Setelah itu, aku balik lagi ke meja awal tempat aku mendaftar, disana aku dikasih buku kecil isinya buku kontrol kehamilan dilengkapi dengan catatan dokter dan cetakan hasil USG. Bulan depan, aku bakal balik lagi kesini, sesuai dengan pesan terakhir dokter. Dan aku berharap, bulan depan, kandunganku udah kuat dan gak perlu lagi obat penguat kandungan, hehe... Aamiin.
Paginya, di sela-sela jam kantor, aku coba googling dokter kandungan wanita yang buka praktek hari itu (Senin) pas malem. Secara, aku baru bisa kontrol pas pulang kerja. Btw, kenapa aku prefer dokter wanita, klise sih alasannya, aku malu kalau yang cek ricek nanti dokter cowok (primitif banget ya pikiranku, hehe). Finally, pilihanku jatuh ke dr. Niken Wening yang buka praktek di Klinik Sayang Ibu. Ga banyak sih review di internet tentang beliau, but somehow feeling-ku yakin sama beliau. (kayak cewek pada umumnya sih, depend on feeling).
Setelah dapet nomor telepon klinik, aku langsung coba
telepon dan tanya-tanya seputar cara pendaftaran dan jadwal klinik. Biaya
kontrol 150ribu dan biaya pendaftaran pertama 25ribu. Oya, biaya kontrol itu
sudah termasuk cetak usg 2D. Oke, karena sebelumnya udah sempet browsing dan telepon tempat praktek
dokter kandungan lain terkait biaya kontrol. Jadi menurutku, biaya kontrol di
Klinik Sayang Ibu, masuk kategori wajar. Setelah puas tanya-tanya, langsung deh
aku bilang ke mbaknya, mau daftar untuk kontrol dengan dr. Niken nanti malem
dan aku dapet nomor 6. Sama mbaknya, aku dibilangin kalau jadwal prakteknya
dimulai jam 19.30. Hmm.. lumayan bisa santai buat makan malem dulu abis pulang
kerja.
Jam 8 malem *tet* aku dan mas tiba di klinik, sesampainya di klinik ditanyain ini dan itu, seperti
namaku & nama suami, tanggal lahir, riwayat penyakit, alergi obat,
usia pernikahan, kehamilan ke-berapa, kapan HPHT (hari pertama haid terakhir),
setelah itu cek tekanan darah, berat dan tinggi badan. Setelah itu, aku dipersilakan duduk nunggu antrian. Isen aku tanya ke mbak-nya udah nomor berapa, dan mbak-nya bilang belum mulai antriannya, coz dokternya belum datang (mungkin lagi ada pasien yang dioperasi *positive thinking*).
Akhirnya sekitar jam setengah 9 lebih, dokternya datang dan panggilan nomor antrian pun dimulai. Untung tempatnya disana comfy, ada sofa empuk, 2 TV Flat, dispenser air dilengkapi dengan teh, kopi dan gula (self service, racik sendiri ya). Waktu pun berjalan, di sela-sela nunggu, iseng aku wefie (read: foto bareng) sama mas, yah buat kenang-kenangan kontrol pertama kali. Setelah nunggu kurang lebih 1 jam setengah, namaku pun dipanggil. (Yeay...finally)
Wajah kucel (efek pulang kerja + capek) |
Aku dan mas pun masuk di ruangan yang lumayan besar, ada 1 bed pemeriksaan, TV flat kurang lebih 39 inch (yang setelah ini aku tahu fungsinya untuk menayangkan ke pasien apa yang ada di USG), alat USG dan meja dokter tentunya. Dan itulah pertama kali aku ketemu dr. Niken. First impression, orangnya keibuan tapi modis dan cantik, plus-nya lagi beliau ramah banget. Pas pertama kali masuk, kita disapa dengan hangat "Assalamu'alaykum ibu". Setelah itu, ditanya-tanya sedikit sama dokter, dan langsung dipersilakan rebahan di bed pasien.
dr. Niken pun langsung dengan lihainya memeriksa kondisi dalam janinku melalui alat USG-nya. Sambil dag dig dug dan do'a, aku berharap hasil testpack itu beneran kenyataan, bukan palsu atau bahkan blighted ovum (FYI, waktu googling cari info dokter, aku sempet masuk ke forum ibu hamil, dan ada topik bahasan tentang blighted ovum yaitu kehamilan kosong, dimana terdapat kantong kehamilan, tapi tidak berisi embrio. Jadi, wanita yang mengalami bo tetap merasakan gejala kehamilan, salah satunya tanda testpack positif)
Setelah sepersekian detik nungguin dokter menyampaikan apa yang ditemukannya dalam rahimku, syukurlah akhirnya beliau bilang "Selamat ya bu, positif hamil. Ini kantong janinnya, masih kecil karena usianya baru 4 minggu". Spontan aku langsung menjawab "Alhamdulillah". Setelah itu, aku pun beranjak ke meja dokter, dan disana aku tanya-tanya seputar apa yang harus dan ga boleh aku lakukan di trimester pertama. Intinya sih dr. Niken bilang kalau aku ga boleh terlalu capek, karena trimester pertama, masih dalam masa pembentukan dan ga boleh makan yang pedas-pedas. (Hehe.. tahu banget nih dokter, kalau aku doyan makan pedas, tapi coba untuk tetap nahan. meski akhirnya di week ke 8 nantinya sedikit iseng nyoba makan pedas - jarang banget siih). Kemudian, dr. Niken meresepkan aku obat multivitamin (obhdamin) dan penguat kandungan (utrogestan) untuk pemakaian 1 bulan. Plus, karena kontrol pertama kali, dapat bonus free susu ibu hamil (kayaknya sih program kerjasama antara klinik dan brand susu tersebut, hehe..)
Hasil USG janin pertama kali di usia 5 week , masih imuuuut |
Komentar
Posting Komentar