Pupak Pusar Bayi Tidak Sempurna Bisa Berujung Granuloma Umbilikalis (Daging Tumbuh pada Pusar)
Bagi sebagian orang, istilah 'granuloma umbilikalis' pasti terdengar asing. Pengertian granuloma umbilikalis menurut tim redaksi klik dokter merupakan jaringan umbilikal yang berwarna kemerahan. Hal tersebut terjadi akibat ketidaksempurnaan penyembuhan pasca pemisahan tali pusar atau ringkasnya pupak pusar yang tidak sempurna. Keadaan ini dapat dikenali dengan tumbuhnya daging berwarna pink kemerahan di pusar. Pada sebagian kasus, daging ini dapat mengeluarkan cairan seperti nanah, dan ini perlu tindakan pembedahan karena dikhawatirkan nantinya terjadi infeksi. Dan si kecil termasuk yang pernah mengalami granuloma umbilikalis, tapi syukurlah tidak sampai mengeluarkan cairan, masih bisa diatasi tanpa pembedahan.
Pupak pusar tidak sempurna tak selalu berkaitan dengan waktu pupak yang terlalu cepat. Pasalnya, si kecil pupak pusar menginjak usia ke 9 hari, bisa dikatakan waktu yang cukup untuk pupak. Ketika pupak pusar, aku girangnya bukan main, soalnya akhirnya terbebas dari rutinitas pemberian kasa untuk membalut pusar si kecil, karena jujur aku kadang ngeri waktu bersihin dan balutin kasa di pusar. Eh ternyata kegiranganku kandas, waktu ngeliat ada daging tumbuh kecil berwarna kemerahan di pusarnya. Sebagai ibu baru, tentunya aku bingung apa bener nih kalau pupak pusar di awal, penampakannya kayak gini. Aku coba tanya sama mamaku, katanya itu ga biasa, makin panik deh aku. Aku coba browsing, dan mengamati ciri-cirinya, kayaknya kasus anakku ini mirip seperti gejala granuloma umbilikalis. Fyi, daging yang tumbuh di pusar anakku itu kecil mungkin diameter -+ 0,5 mm, gak ngeluarin cairan, dan gak berbau juga. Dari hasil browsing tersebut juga ada beberapa penanganan, seperti ditutup kasa, dikasih albotyl, dll. Tapi karena aku belum yakin 100% ini apa (sebelum ke DSA), jadi aku pilih penanganan pertama dengan aku kasih kasa dan besok aku bawa dia ke DSA.
Besok pagi dengan mantap, aku bawa si kecil ke rumah sakit tempat dia lahir biar sekalian kontrol sama DSA yang menanganinya pasca lahiran. Dokter spesialis anak tersebut pun bilang kalo fix daging tumbuh di pusar anakku itu granuloma umbilikalis. Kata beliau lagi, syukurlah si kecil segera dibawa ke RS untuk diperiksa supaya bisa diberi penanganan yang tepat sehingga daging tumbuhnya yang masih kecil nantinya tidak membesar dan bisa copot sendiri tanpa perlu pembedahan. Lalu penanganannya apa?
Oke, kata dokternya, si kecil perlu rutin ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan pada pusarnya. Apa harus ke rumah sakit? Apa ga bisa dirawat sendiri di rumah? Jawaban dari dokter, kalau dirawat sendiri di rumah, dikhawatirkan perawatannya ada yang salah karena tidak ada tenaga medis yang memantau, atau fatalnya nanti pemberian obatnya bisa mengenai bagian pusar lainnya dan memunculkan infeksi. Kata dokternya lagi, bisa di bidan terdekat, tapi apa bisa dipastikan bidan tersebut tahu cara penanganan yang tepat granuloma? Nah lho makin galau kan, karena yang dikatakan dokter benar juga sih, mungkin aja ga semua bidan tahu penanganan yang tepat pasien granuloma umbilikalis. Pasalnya, sebelum ke RS, aku sempat baca dari hasil browsing-an, kalau ada ortu yang bawa anaknya ke bidan, lalu bidan tersebut bilang gak apa-apa dan hanya diberi pesan untuk dijaga kebersihan pusarnya. Eh sebulan kemudian, dagingnya tumbuh lagi. Noted: Pastinya ga semua bidan ga tahu ya penanganan yang tepat.
Salah satunya ya bidan yang ngerawat pusar anakku di rumah sakit ini. Ya selanjutnya, di kunjungan berikutnya, pusar anakku dirawat oleh bidan di poli BKIA, kata dokternya, bidan di rumah sakit itu udah diberi knowledge tentang perawatan granuloma umbilikalis yang tepat dan di bawah pantauan DSA pastinya. Selain itu kalau dirawat sama bidan bisa lebih terjangkau biayanya, hehe.. maklum perawatannya ga cuma sekali. Kalau kasusnya anakku ini, perlu 5 kali (2 hari sekali) kunjungan hingga akhirnya daging tumbuhnya benar-benar ilang. Per kunjungan cukup bayar 40 ribu, jadi lumayan lah ga terlalu berat di kantong juga. Cuma ya itu kasihan aja kalau bawa anak bayi bolak-balik rumah sakit.
Lalu perawatannya kayak gimana sih sampe harus sama tenaga medis?
Perawatannya ternyata pake albotyl seperti yang pernah aku browsing sebelumnya, sebelum albotyl, pusar anakku diolesi salep. Nama merk salepnya lupa, hehe.. maafkan >.<
Aku iseng tanya juga ke bidan, apa boleh aku olesin albotyl di rumah aja, katanya bidan, jangan karena bahaya kalau albotylnya mengenai bagian yang ga sakit, bisa tambah infeksi. Ya sudahlah nurut aja deh, demi kesembuhan anak juga. Trus aku juga tanya, perawatannya di rumah gimana? Di rumah cukup dibersihkan dengan cottonbud dan diolesi betadine aja, gak perlu ditutup kasa, karena nanti malah bikin lengket di kasa. Terus usahakan popoknya tidak menutupi pusarnya sampai proses penyembuhan selesai. Syukurlah kini si kecil usia 4 bulan dan udah ga ada lagi namanya daging tumbuh, Alhamdulillah.
Btw, aku sengaja ga share foto granuloma anakku di blog, tapi buat yang pengen tahu secara private, feel free to contact me. Oya terutama buat ortu yang pengen tahu rumah sakit tempat perawatan granulomanya juga bisa tanya. Intinya rumah sakitnya berlokasi di kota Surabaya.
Semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit pencerahan ya bu-ibu, because sharing is caring, right?
Pupak pusar tidak sempurna tak selalu berkaitan dengan waktu pupak yang terlalu cepat. Pasalnya, si kecil pupak pusar menginjak usia ke 9 hari, bisa dikatakan waktu yang cukup untuk pupak. Ketika pupak pusar, aku girangnya bukan main, soalnya akhirnya terbebas dari rutinitas pemberian kasa untuk membalut pusar si kecil, karena jujur aku kadang ngeri waktu bersihin dan balutin kasa di pusar. Eh ternyata kegiranganku kandas, waktu ngeliat ada daging tumbuh kecil berwarna kemerahan di pusarnya. Sebagai ibu baru, tentunya aku bingung apa bener nih kalau pupak pusar di awal, penampakannya kayak gini. Aku coba tanya sama mamaku, katanya itu ga biasa, makin panik deh aku. Aku coba browsing, dan mengamati ciri-cirinya, kayaknya kasus anakku ini mirip seperti gejala granuloma umbilikalis. Fyi, daging yang tumbuh di pusar anakku itu kecil mungkin diameter -+ 0,5 mm, gak ngeluarin cairan, dan gak berbau juga. Dari hasil browsing tersebut juga ada beberapa penanganan, seperti ditutup kasa, dikasih albotyl, dll. Tapi karena aku belum yakin 100% ini apa (sebelum ke DSA), jadi aku pilih penanganan pertama dengan aku kasih kasa dan besok aku bawa dia ke DSA.
Besok pagi dengan mantap, aku bawa si kecil ke rumah sakit tempat dia lahir biar sekalian kontrol sama DSA yang menanganinya pasca lahiran. Dokter spesialis anak tersebut pun bilang kalo fix daging tumbuh di pusar anakku itu granuloma umbilikalis. Kata beliau lagi, syukurlah si kecil segera dibawa ke RS untuk diperiksa supaya bisa diberi penanganan yang tepat sehingga daging tumbuhnya yang masih kecil nantinya tidak membesar dan bisa copot sendiri tanpa perlu pembedahan. Lalu penanganannya apa?
Oke, kata dokternya, si kecil perlu rutin ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan pada pusarnya. Apa harus ke rumah sakit? Apa ga bisa dirawat sendiri di rumah? Jawaban dari dokter, kalau dirawat sendiri di rumah, dikhawatirkan perawatannya ada yang salah karena tidak ada tenaga medis yang memantau, atau fatalnya nanti pemberian obatnya bisa mengenai bagian pusar lainnya dan memunculkan infeksi. Kata dokternya lagi, bisa di bidan terdekat, tapi apa bisa dipastikan bidan tersebut tahu cara penanganan yang tepat granuloma? Nah lho makin galau kan, karena yang dikatakan dokter benar juga sih, mungkin aja ga semua bidan tahu penanganan yang tepat pasien granuloma umbilikalis. Pasalnya, sebelum ke RS, aku sempat baca dari hasil browsing-an, kalau ada ortu yang bawa anaknya ke bidan, lalu bidan tersebut bilang gak apa-apa dan hanya diberi pesan untuk dijaga kebersihan pusarnya. Eh sebulan kemudian, dagingnya tumbuh lagi. Noted: Pastinya ga semua bidan ga tahu ya penanganan yang tepat.
Salah satunya ya bidan yang ngerawat pusar anakku di rumah sakit ini. Ya selanjutnya, di kunjungan berikutnya, pusar anakku dirawat oleh bidan di poli BKIA, kata dokternya, bidan di rumah sakit itu udah diberi knowledge tentang perawatan granuloma umbilikalis yang tepat dan di bawah pantauan DSA pastinya. Selain itu kalau dirawat sama bidan bisa lebih terjangkau biayanya, hehe.. maklum perawatannya ga cuma sekali. Kalau kasusnya anakku ini, perlu 5 kali (2 hari sekali) kunjungan hingga akhirnya daging tumbuhnya benar-benar ilang. Per kunjungan cukup bayar 40 ribu, jadi lumayan lah ga terlalu berat di kantong juga. Cuma ya itu kasihan aja kalau bawa anak bayi bolak-balik rumah sakit.
Lalu perawatannya kayak gimana sih sampe harus sama tenaga medis?
Perawatannya ternyata pake albotyl seperti yang pernah aku browsing sebelumnya, sebelum albotyl, pusar anakku diolesi salep. Nama merk salepnya lupa, hehe.. maafkan >.<
Aku iseng tanya juga ke bidan, apa boleh aku olesin albotyl di rumah aja, katanya bidan, jangan karena bahaya kalau albotylnya mengenai bagian yang ga sakit, bisa tambah infeksi. Ya sudahlah nurut aja deh, demi kesembuhan anak juga. Trus aku juga tanya, perawatannya di rumah gimana? Di rumah cukup dibersihkan dengan cottonbud dan diolesi betadine aja, gak perlu ditutup kasa, karena nanti malah bikin lengket di kasa. Terus usahakan popoknya tidak menutupi pusarnya sampai proses penyembuhan selesai. Syukurlah kini si kecil usia 4 bulan dan udah ga ada lagi namanya daging tumbuh, Alhamdulillah.
Btw, aku sengaja ga share foto granuloma anakku di blog, tapi buat yang pengen tahu secara private, feel free to contact me. Oya terutama buat ortu yang pengen tahu rumah sakit tempat perawatan granulomanya juga bisa tanya. Intinya rumah sakitnya berlokasi di kota Surabaya.
Semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit pencerahan ya bu-ibu, because sharing is caring, right?
Komentar
Posting Komentar