|
The Disaster Reduction Museum. jpg |
|
2nd, Esoknya lanjut ke
Kobe, dari Namba subway menuju Umeda subway, lalu jalan kaki sekitar 4 menit
menuju stasiun Osaka. Dari stasiun Osaka menuju stasiun Iwaya Hyogo, terlebih
dahulu rutenya adalah menuju Sumiyoshi menggunakan JR Kobe Line dengan waktu tempuh
sekitar 19 menit. Dari Sumiyoshi naik JR Gakkentoshi Line menuju Nada dengan
waktu tempuh 4 menit, lalu tinggal jalan kaki ke stasiun Iwaya. Dari sasiun
Iwaya aku tinggal jalan kaki sekitar 10 menit untuk menuju The Disaster
Reduction Museum. Museum ini dibangun untuk mengenang para korban Great Hanshin
Earthquake yang terjadi pada tanggal 17 Januari 1995 dan menewaskan 4600 orang
serta menyebabkan 200.000 orang kehilangan tempat tinggal.
|
Wagyu setelah diolah. jpg |
|
Wagyu sebelum diolah. gif |
|
Lalu di Kobe juga terkenal dengan
daging sapinya yang super lezat. Daging sapi tersebut biasa disebut dengan
wagyu. Slogan terkenal yang disandang oleh wagyu adalah “Melt in the Mouth”.
Hmm.. gak kebayang kan gimana rasanya daging yang meleleh di mulut??. Konon
wagyu dikatakan daging terbaik setelah sukses mengalahkan daging dari Amerika
dan Belgia dengan grade yang mencapai 12 karena tekstur daging dan marble yang
bagus. Prestasi ini dicapai karena perawatan sapinya yang bener-bener dijaga,
bahkan konon sapi ini setiap harinya dipijat oleh minimal 4-5 orang alasannya
supaya gak stress. Makanan dan minumannya pun dijaga dengan baik. Wah sapi yang
mau disembelih aja dirawat sampai segitunya, jadi gak salah kalo wagyu termasuk
daging terbaik di dunia. Harganya bisa mencapai jutaan lho dalam kurs rupiah.
Ckckck..
Abiz makan wagyu, kita lanjut lagi
yuk perjalanannya ke prefektur Kyoto. Dari stasiun Iwaya jalan kaki sekitar 6
menit menuju Nada, dari Nada naik JR Kobe Line selama 11 menit menuju Ashiya
Hyogo, dari situ oper naik JR Special Rapid Service melewati Osaka dan menuju
Kyoto dengan waktu tempuh selama 42 menit.
FYI, Kyoto ini dikenal sebagai “the heart of
Japan” lho. Kenapa? Karena di Kyoto inilah kebudayaan Jepang mulai berkembang
dan terkenal terutama di zaman Heian. Di Kyoto ini banyak otera (kuil Budha)
dan jinja (kuil Shinto), selain itu juga ada pusat Geisha. Dulu Kyoto sempat
jadi ibukota negara Jepang pada tahun 794 M- abad ke 19. Pemindahan ibukota
dari Nagaoka-kyo ke Kyoto yang dulu dikenal dengan Heian-Kyo dilakukan oleh
Kaisar Kammu. Jadi kira-kira kalo boleh menyamakan sih, Kyoto hampir sama
dengan Jogjakarta di negara kita. Karena sama-sama pernah jadi ibukota negara
dan sama-sama termasuk pusat kebudayaan.
|
Ryokan, jpg |
|
Karena hari yang udah gak
bersahabat and badan yang menginginkan untuk bermesraan dengan kasur,
aku pilih untuk bermalam di Kyoto selama dua hari sekaligus menikmati keindahan
kota tua Kyoto ketika malam hari. Aku bakal pilih tinggal di ryokan karena
interior kamarnya khas Jepang banget. Ryokan yang aku pilih dapat diakses dari
stasiun Kyoto naik Karasuma Subway dan turun di Karasuma Oike station lalu naik
Tozai subway dan turun di Sanjo Keihan station. Nah dari Sanjo Keihan
station,cukup berjalan 1 menit maka akan sampai ke Iroha Ryokan. Iroha Ryokan
ini dekat dengan subway line dan akses terminal bus, selain itu juga dekat
dengan Kawaramachi (downtown area) dan “Gion” yaitu pusat perbelanjaan
yang terkenal dengan toko tradisionalnya. Harga kamarnya tergantung dari berapa
orang yang tinggal per malamnya. Karena aku cuma only one harga per
malamnya dimulai dari kisaran harga 10.000 yen, sudah termasuk dengan makan
malam dan makan pagi. Jam check in dihitung dari jam 4 sore dan jam check
out-nya adalah jam 10 pagi waktu setempat.
Malam ini rencananya aku mau menikmati
pertunjukkan shamisen sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh ryokan
tersebut. Dan setelah itu mengistirahatkan badan yang sudah capek berkeliling
Kobe.
Outcome : 2nd day
|
Museum
|
450 ¥
|
Wagyu
|
10000
¥
|
Ryokan (2 hari x @ 10000 ¥)
|
20000 ¥
|
Makan Siang
|
550 ¥
|
Biaya tak terduga
|
3000 ¥
|
Total
|
34000 ¥
|
Link :
http://www.japan-guide.com/e/e3555.html
Komentar
Posting Komentar